Jejak Sukarno di Istana Mancawarna Bali



Jejak Sukarno di Istana Mancawarna Bali
REP | 31 January 2014 | 17:55 http://assets.kompasiana.com/statics/kompasiana4.0/images/ico_baca.gifDibaca: 148   http://assets.kompasiana.com/statics/kompasiana4.0/images/img_komen.gifKomentar: 12   http://assets.kompasiana.com/statics/kompasiana4.0/images/ico_nilai.gif2
1391164359234168653
Foto ulang oleh Piere Barutu dari Sukarno Center Bali (Sukarno, Ibu Fatmawati yang baru saja melahirkan Ibu Megawati di jenguk oleh dr P. F Dahler anggota KNIP )
Terpesona ! sekitar 5 sampai 10 menit saja perjalanan setelah pintu gerbang Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, tampak tanda - tanda yang mengukirkan kecintaan masyarakat Bali kepada sosok Proklamator kemerdekaan Indonesia, di salah satu toko yang menjual oleh – oleh saya bertanya kepada salesnya, adakah kaos gambar Sukarno dengan ornament Bali dan dasar kecintaan masyarakat Bali kepada Sukarno dan keturunannya, banyak cerita yang saya sebagai jawabannya.
Di hari ke dua (28 Januari 2014) saya mulai mencari kabar dengan membaca berbagai keterangan maupun tawaran destinasi wisata yang sangat banyak di tawarkan melalui brosur dan cerita orang di sana, Istana Tampak Siring ini dia salah satu yang menarik, sekitar satu jam lebih perjalanan memakai mobil sewaan dari sekitar Pantai Kuta menuju lokasi, tidak jauh dari situ saya melihat bangunan berasitektur Pura yang di namai Istana Mancawarna, di depannya tampak patung gagah  salah satu pendiri bangsa kita Sukarno berdiri.
1391164643486019775
Foto oleh Piere Barutu Lokasi Tampak Siring Bali
13911647781356172331
Foto oleh Piere Barutu
13911648721137434589
Sukarno Center, Foto oleh Piere Barutu
13911649372119132956
Sukarno Center, Foto oleh Piere Barutu
Karena parkir Istana Presiden Tampak Siring hari itu cukup penuh saya meminta Pak Made, supir yang merangkap pemandu wisata untuk berputar balik menuju Istana Mancawarna yang terlihat lebih lebih tenang, untuk memasuki Istana yang juga di dalamnya ada Museum Presiden Proklamator RI ( Sukarno Center) , ada biaya untuk tanda masuknya , dewasa Rp 20.000, untuk anak – anak / pelajar Rp 10.000, di karcisnya tertulis seluruh pemasukan tiket digunakan untuk pemeliharaan Museum.
Di Museum ini lah saya menemukan banyak lebih mengenal sosok  Sukarno, ternyata kita bisa mengetahui cukup lengkap betapa hebatnya Indonesia negeri kita di bangun oleh putera dari Raden Sukemi Sosrodiharjo dan Ida Ayu Nyoman Rai.
Kusno Sosro Sukarno ( Bung Karno), di dalam Istana Mancawarna dan Museum saya melihat bagaimana kesederhanaan, ketegasan dan wujud pria yang berani berbuat maka berani bertanggung jawab. Pandangan mata, setiap kata yang terucap adalah seirama dengan hatinya. Beliau juga sangat mencintai keluarga dan semua orang di sekitarnya tanpa pernah memandang asal – usul mereka, di salah satu dinding ada salah satu foto keluarga yang membuat mata saya tidak mau lepas memandangnya, saat bung Karno sedang bercengkrama bersama : Ibu Fatmawati,Guntur, Rahmawati, dan Megawati.
13911650702089343730
Bung Karno dan keluarga, di foto ulang oleh Piere Barutu dari Sukarno Center
139116520369188498
Ibu Fatmawati Sungkem kepada mertuanya Ibu Ida Ayu Nyoman Rai, di Foto ulang oleh Piere Barutu dari Sukarno Center
Pada dinding yang lain saya terkesima melihat Bung Karno dan Fatmawati sungkem kepada ibunda tercinta Ida Ayu Nyoman Rai . Selain foto – foto kegiatan Presiden pertama RI itu, museum ini juga menyimpan beberapa uang kertas kuno, kereta kencana raja, foto keluarga Sukarno dan para pendamping hidupnya.
Di Museum (Sukarno Center) juga di tuliskan bagaimana karismatiknya Presiden Sukarno, beliau di sambut oleh 500.000 rakyat Tiongkok tahun 1956.
Di lapangan Tianmen pidato dari Mao, Pemimpin Revolusi China yang sangat menyentuh (bahkan sewaktu saya menuliskan ini kembali ) berbunyi : Apa cita – cita rakyat Indonesia ! Bangsa Indonesia mencita – citakan Kemerdekaan, Perdamaian, sebuah dunia baru tanpa penghisapan manusia satu kepada sesamanya, juga bangsa satu kepada bangsa yang lainnya…. Ini adalah cita – cita yang sama persis dengan kita rakyat Tiongkok.
Bung Karno pada masa itu di sambut bagaikan seorang Raja / Presiden Negara Adi Kuasa, padahal Indonesia masih dalam tahap berjuang untuk merangkak membangun negeri dari semua sektor, tetapi dari salah satu kisah ini kita dapat menarik kesimpulan Putra Sang Fajar telah mampu menjadi salah satu pemimpin yang di banggakan di dalam dan luar negeri.
1391166761206241070
Foto ulang oleh Piere Barutu dari Sukarno Center
13911654471138813398
Bung Karno Wafat di foto ulang oleh Piere Barutu dari Sukarno Center Bali
Kalau tidak salah masih ada lantai ke 2 di Museum yang di dirikan oleh Dr Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna tetapi karena di sisi tembok anak tangga ada gambar larangan membawa kamera, dan saya tidak menemukan ada siapa pun dalam ruangan untuk bertanya ini selain CCTV yang mengawasi, maka saya mengurungkan niat menaiki ruangan atas dan melangkah melanjutkan perjalanan ke danau Kintamani.

Komentar

Postingan Populer